Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Smartfren mengatakan terbuka dengan konsep network sharing antar operator seluler untuk menerapkan jaringan 5G di Indonesia. Jaringan 5G disebut membutuhkan spektrum yang tinggi.
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan keterbukaan ini dibutuhkan demi mengejar efisiensi untuk membangun jaringan 5G di Indonesia.
"Kalau sharing itu demi efisiensi ya , siapa yang tidak tidak mau efisien. Tujuannya optimalkan kemampuan nasional agar tidak boros," ujar Merza saat ditemui wartawan di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
Selain itu, Merza mengatakan network sharing juga bisa menekan impor perangkat base transceiver station (BTS). Bagi operator dengan jumlah pengguna yang sedikit di suatu daerah, network sharing bisa dilakukan untuk menyediakan jaringan di daerah tersebut.
Sayang kalau di area yang kecil ada 5 jaringan yang sifatnya sama. Padahal sebagian besar barangnya impor semua, devisa nasional diboroskan hanya untuk beli sesuatu yang duplikasi," ujar Merza.
Lebih lanjut Merza mengatakan dengan konsep tersebut, operator tak perlu membangun infrastruktur jaringan dari nol dengan investasi yang besar. Sehingga, operator bisa mengalokasikan investasi ke hal lain.
"Kalau areanya tidak banyak penduduk atau kurang penggunanya, bisa satu satu jaringan. Investasi yang lainnya di tempat yang lain," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengungkap untuk 5G network sharing bisa menjadi pertimbangan untuk menghadapi era 5G Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190906182503-213-428262/sambut-5g-smartfren-terbuka-untuk-terapkan-network-sharing
Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys mengatakan keterbukaan ini dibutuhkan demi mengejar efisiensi untuk membangun jaringan 5G di Indonesia.
"Kalau sharing itu demi efisiensi ya , siapa yang tidak tidak mau efisien. Tujuannya optimalkan kemampuan nasional agar tidak boros," ujar Merza saat ditemui wartawan di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
Selain itu, Merza mengatakan network sharing juga bisa menekan impor perangkat base transceiver station (BTS). Bagi operator dengan jumlah pengguna yang sedikit di suatu daerah, network sharing bisa dilakukan untuk menyediakan jaringan di daerah tersebut.
Sayang kalau di area yang kecil ada 5 jaringan yang sifatnya sama. Padahal sebagian besar barangnya impor semua, devisa nasional diboroskan hanya untuk beli sesuatu yang duplikasi," ujar Merza.
Lebih lanjut Merza mengatakan dengan konsep tersebut, operator tak perlu membangun infrastruktur jaringan dari nol dengan investasi yang besar. Sehingga, operator bisa mengalokasikan investasi ke hal lain.
"Kalau areanya tidak banyak penduduk atau kurang penggunanya, bisa satu satu jaringan. Investasi yang lainnya di tempat yang lain," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya mengungkap untuk 5G network sharing bisa menjadi pertimbangan untuk menghadapi era 5G Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190906182503-213-428262/sambut-5g-smartfren-terbuka-untuk-terapkan-network-sharing